Andai-andai memang tidak memiliki kekuatan dalam
mengubah sesuatu. Andai-andai pula yang membuat orang terlena dalam
lamunan gelap nan menyesatkan. Andai-andai membuat seseorang
berspekulasi dalam keputusan yang di buat. Apakah andai-andai sama
dengan impian? Atau andai-andai itu keinginan? Atau hanya sekedar
pikiran alam bawah sadar yang menginginkan suatu bentuk ideal yang
kadang tak sejalan dengan realita yang ada?
Dalam artikel yang hanya sekedar di buat untuk
mengisi akhir pekan ini, akhir pekan panjang yang sebenarnya (andaikan)
dapat digunakan untuk pulang ke rumah tercinta. Bertemu dengan keluarga,
tidur nyenyak di kamar yang telah ditiduri sepanjang waktu sebelumnya.
Zona nyaman yang tidak akan pernah tergantikan, RUMAH. Tetapi bukan
tentang rasa kangen akan rumah yang akan di bahas. Andaikan, Jikalau,
kalau, bagaimana jika, dan kata-kata yang sering digunakan manusia untuk
sesuatu yang mungkin sebagian diharapkan dan sebagian lagi sangat tidak
mengharapkan. Menarik memang, terangkatnya ide
tentang ‘andai’ ini didasari oleh ributnya dua pasangan mengenai hal
ini. Tak perlu di bahas mengenai masalah ini karena bersifat pribadi.
Mungkin (sedikit menyerempet dengan andai) untuk
sebagian orang senang mengingat atau bernostalgia dengan secarik pikiran
tentang masa lalunya. Ada yang indah namun juga ada yang tidak ingin di
ingat. dimana saat mengingatnya kita melibatkan emosi dalam diri kita,
tertawa, senyum, gairah(loh!), sedih, kecewa bahkan dapat melelehkan
hangatnya air mata. Andai, lebih sering (selalu) digunakan
dalam masa lalu, hal yang telah terjadi. Seolah kita, andai dapat, ingin
mengubah apa yang telah terjadi. Tidak baik memang. Kata andai ini akan
dapat sangat (pemborosan kata-kata) berpengaruh besar terhadap manusia.
Bisa tercipta kesesatan, depresi, gila, bahkan dapat membunuh
seseorang, bunuh diri dan aneka macam hal yang lebih mengerikan lainnya.
Kenapa? Karena manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas (termasuk penulis), secara umum. Ego
manusia sangat mendasari kehidupan. Terlalu jauh memang untuk dikaitkan
dengan hal-hal tersebut. Pelik, sulit dan rumit pembahasan untuk
mengaitkan keseluruhan tersebut.
Namun, walaupun ada kontradiksi dengan tulisan
di atas, sekedar tergelitik untuk menyoroti hiruk pikuk yang terjadi di
Indonesia saat ini. Akan banyak sekali andai-andai yang bisa dipikirkan.
Salah satunya yaitu, andai kita memiliki system kenegaraan yang kuat,
memiliki dasar baik, stabil dan bersih. Siapapun orang yang menjalankan
pemerintahan, pasti Negara kita berjalan dengan baik. Sayangnya realita
yang berjalan tidak seperti itu.
Hanya saran : hindari berandai-andai, fokuskan pada apa yang kita lakukan tampa melihat kata ‘andai’.
sumber : http://filsafat.kompasiana.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "bahaya ber andai-andai"
Post a Comment